Moisturizer, Perlu Nggak Sih?

Akhirnyaaaa…. bisa kembali menulis tentang hal yang kusukai, yaitu skincare. Setelah sekian lama hiatus karena banyak hal, hahaha. Semoga istiqomah ya, kan sekarang udah nggak kerja, harusnya punya banyak waktu luang, harusnyaaaa….

Yak, mari kita mulai….

Bagi yang akan mulai merawat kulit wajah dari nol, melengkapi semua step skincare sekaligus bakalan overwhelm banget sih, selain itu juga berasa kayak abis dirampok tabungannya.

Sebenernya yang wajib kita punyai sebagai basic skincare adalah sabun cuci muka, moisturizer kemudian sunscreen. Di usia berapa pun kamu memulai skincare routine, ketiga hal ini adalah yang utama sih menurutku. Produk yang lain kayak first cleanser, toner, serum, masker dan lainnya bisa nyusul satu per satu disesuaikan dengan masalah kulit dan budget.

Sabun cuci muka sama suncreen udah pernah aku bahas sebelumnya, jadi kali ini fokusnya ke moisturizer ya.

Moisturizer atau dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan pelembab, merupakan salah satu rangkaian skincare yang dibutuhkan oleh semua tipe kulit. Sesuai dengan namanya, pelembab fungsinya ya melembabkan, dalam artian menjaga kelembaban kulit. Selain itu juga berfungsi sebagai skin barrier atau tameng dari bakteri dan kotoran-kotoran dari luar agar tidak masuk di sela-sela sel kulit dan menyebabkan berbagai masalah kulit seperti komedo dan jerawat.

Syarat sah kulit yang sehat adalah terjaga kelembaban alaminya. Seiring bertambahnya usia, perubahan hormon dan terpapar polusi, kemampuan alami kulit untuk mempertahankan kelembaban alami semakin menurun. Itulah kenapa kulit bayi kenyal, lembut, dan plumpy gitu, tapi makin tua kulit makin kering dan keriput.

Apa jadinya kalau kelembaban alami kulit sudah berada di level kritis, kulit akan kekeringan, kehilangan elastisitasnya dan men-trigger masalah kulit lain.

Bagi kamu yang tipe kulitnya kering, kulit yang dibiarkan kehausan (dehydrated skin) tanpa dirawat akan menyebabkan kulit kusam dan lebih cepat keriput. Sedangkan bagi kamu yang tipe kulitnya berminyak, dehydrated skin akan membuat produksi minyak semakin excessive. Sementara bagi yang kulitnya udah normal, tetep harus dijaga ya karena kondisi kulit dapat berubah-ubah.

Kemudian, cara menjaga kelembaban alami kulit itu gimana? Yang pertama, pastikan kulit tidak dehidrasi. Dari dalam tubuh, dapat dilakukan dengan cara banyak minum air putih dan mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan kandungan air. Kalau dari luar tubuh, bisa menggunakan produk yang menghidrasi kulit, misalnya hydrating toner atau essence.

Kedua, kalau kulit udah terhidrasi dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengunci kelembaban alami sampai ke lapisan-lapisan terdalam kulit agar tidak mengalami penguapan atau evaporasi. Nah, disinilah fungsi dari pelembab itu.

Jika di breakdown berdasarkan bahan dan tipe cara kerjanya, pelembab dikategorikan menjadi tiga, yaitu humektan (humectants), emolien (emollients), dan oklusif (occlusives). Produk yang dijual dipasaran biasanya mengandung ketiga tipe tersebut, kombinasi antara keduanya, atau ada juga yang fokus pada salah satu saja.

Tipe humektan, cara kerjanya adalah dengan mengumpulkan air dan menghidrasi kulit agar tidak kehausan. Pelembab tipe ini biasanya teksturnya agak cair atau seperti gel. Contoh kandungan dalam pelembab yang bersifat humektan adalah glycerin, hyaluronic acid, AHA, aloe vera, dan honey.

Sementara tipe emolien, cara kerjanya mengisi retakan-retakan di antara sel kulit agar tidak kemasukan bakteri dan kotoran-kotoran dari luar. Kandungan pelembab tipe emolien contohnya adalah jojoba oil, rosehip oil, cocoa butter, atau yang mengandung minyak-minyak alami lainnya gitu deh.

Yang terakhir adalah tipe oklusif, cara kerjanya memberikan lapisan di permukaan kulit untuk mencegah berkurangnya kadar air dalam kulit kita. Salah satu kandungan pelembab dengan tipe oklusif adalah petrolatum, wax, dan silicone.

Syarat pelembab yang baik adalah yang nggak hilang begitu saja setelah diaplikasikan ke kulit. Jadi harus ada rasa ‘ketinggalan’ di muka. Ini artinya ada sifat oklusif di pelembab tersebut. Harusnya kalau kita pake pelembab di pagi hari, sewaktu wudhu sholat Dzuhur, masih ada rasa-rasa licinnya gitu sewaktu membasuh muka.

Setelah tau, tipe-tipe kerjanya pelembab kayak apa, kamu bisa pilih pelembab dengan kandungan-kandungan di atas disesuaikan dengan tipe kulitmu. Misal kulitmu super kering, berarti kamu perlu cari pelembab yang sifat oklusif-nya tinggi.

Berbanding terbalik dengan tipe kulit berminyak, sifat oklusif ini memang diperlukan, tapi mungkin kadarnya tidak setinggi pada pelembab untuk kulit kering. Kenapa? Karena selain mengunci kelembaban, sebum juga akan terperangkap, kemudian menyebabkan pori-pori tersumbat dan dapat merangsang terbentuknya komedo dan jerawat.

Memilih pelembab ini memang gampang-gampang susah ya. Gampang karena hampir semua merk skincare punya produk pelembab, nggak sesusah nyari exfoliating toner gitu. Susahnya adalah karena memang harus dicoba biar tau tekstur pelembab yang mana yang nyaman bagi kamu.

Ini aku alami sendiri, dari beberapa produk pelembab yang pernah aku coba. Pelembab ini beragam sekali ya teksturnya, ada yang berbentuk gel, lotion, oil, dan cream. Tips dari aku pemilik kulit berminyak, pilihlah pelembab yang light-weight (ringa, bukan yang cream dengan tekstur thick), nggak greasy, non-comedogenic, dan oil -free.

Nanti akan aku share satu per satu review beberapa merk yang pernah aku coba ya. Ada yang cocok banget, ada yang B aja dan ada pula yang bikin aku beruntusan secara instant alias nggak cocok. Itu sih pelajaran yang bisa kuambil dari trial and error-ku mencari pelembab.

Satu lagi, kalau sudah mendapatkan produk yang sesuai dan nyaman dipakainya, gunakan secara rutin pagi hari sebelum memulai aktivitas dan malam hari sebelum tidur. Sewaktu tidur, tubuh akan kehilangan asupan air juga karena kita tidak minum selama berjam-jam. Jadi pemakaian pelembab di malam hari tetap diperlukan agar kulit tetap terjaga elastisitasnya dan membantu proses regenerasi kulit sewaktu kita beristirahat.

Sekian halaman introduction tentang moisturizer yang cukup panjang ini. Mengenai contoh beberapa review produknya menyusul besok ya, aku tak ambegan dulu gaes. Mungkin akan dimulai dari produk yang kurang cocok sampai yang cocok banget, atau gimana? Kalau ada saran, kritik dan usulan apa kek gitu, bisa komen ya. Mari kita belajar bersama.

2 Comments

  1. grst

    February 18, 2019 at 3:12 pm

    Aku pertama baca gak yaa..

    1. Linda Maya

      February 18, 2019 at 3:25 pm

      wkakakaka… baca tuh biar ngga nanya terosss… :p

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.